RAKERWIL FPPTI JAWA TENGAH 2022 & WORKSHOP LITERASI INFORMASI PERGURUAN TINGGI

RAKERWIL FPPTI JAWA TENGAH 2022 & WORKSHOP LITERASI INFORMASI PERGURUAN TINGGI

D:\may\The Journal of Applied Business & Economics, THUNDER BAY\2017\November\Vol 19(9)\WhatsApp Image 2022-08-31 at 12.47.51.jpeg

Kebutuhan pemustaka sangat beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan karakteristik yang berbeda tersebut menjadikan perpustakaan harus mampu menganalisis perilaku pencarian informasi pengguna. Literasi informasi sangatlah penting bagi perpustakaan, karena dengan adanya literasi pemustaka terbantu untuk mensitasi informasi yang didapatkannya.

UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang sangatlah perlu membuat konsep literasi informasi yang dapat diterapkan di lingkungan sivitas akademika. Pustakawan harus siap dan mampu dalam menyampaikan literasi kepada pengguna. Agar ilmu literasi semakin kuat, Pustakawan didorong untuk mengikuti kegiatan yang kaitannya dengan literasi, baik dari kegiatan seminar, workshop maupun yang lainnya.

Tanggal 30-31 Agustus 2022 Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang mengirim beberapa pustakawan untuk mengikuti kegiatan “Rakerwil FPPTI Jawa Tengah & Workshop Literasi Informasi Perguruan Tinggi 2022”. Kegiatan ini diadakan sebagai upaya untuk menyambut era saat ini, di mana perpustakaan dan pemustaka tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Perpustakaan perlu terus membuka diri sebagai unit di mana pemustaka dapat merasakan secara langsung layanan jasa dan produk perpustakaan sehingga mampu mengadopsi kebutuhan mereka yang sesuai dengan konteks saat ini.

Kegiatan yang dilaksanakan di Perpustakaan IAIN Kudus ini, diikuti oleh pustakawan perguruan tinggi dari berbagai daerah, pustakawan perpustakaan umum daerah, serta dosen ilmu perpustakaan. Kegiatan yang dilakukan selama 2 hari ini membahas tentang pentingnya pembuatan kurikulum untuk literasi.

Tantangan perpustakaan Udinus saat ini ingin membuat kurikulum literasi informasi dengan mempertimbangkan :

  1. Keragaman disiplin ilmu
  2. Keragaman pemustaka (strata, tahun/angkatan kuliah/kebutuhan informasi yang dimiliki) 
  3. Keragaman demografi pemustaka (berkaitan dengan prinsip inklusivitas di perpustakaan).