Metode Zipf merupakan metode yang masih asing bagi sebagian besar masyarakat. Metode ini digunakan untuk menentukan kata kunci pada suatu dokumen. Biasanya metode Zipf digunakan untuk mencari kata kunci pada karya ilmiah yang nantinya dipakai di bawah abstrak. Metode Zipf ini menjadi salah satu topik yang dipelajari pada program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Berikut cara menghitung produktivitas kata dalam sebuah karya ilmiah dengan menggunakan metode Zipf.
Artikel jurnal yang menjadi subyek kajian perhitungan dengan kaidah Zipf adalah artikel dari Jurnal Visikes vol. 18 no. 2 tahun 2019 dengan judul “Analisis Deskriptif Kondisi Kesehatan dan Tingkat Imunisasi Wilayah Papua Barat” yang ditulis oleh Fitrah Sarah Ramadhani. Artikel tersebut didapatkan dari website open jurnal system milik Universitas Dian Nuswantoro (http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/2145/1662). Artikel tersebut dikelompokkan menjadi 3 pembahasan yaitu perhitungan kata, menentukan titik transisi, dan menentukan kata kunci.
- Perhitungan kata
Menghitung kata merupakan tahap awal yang dapat dilakukan sebelum menentukan kata kunci dalam sebuah artikel. Berikut langkah langkah yang dilakukan untuk perhitungan kata:
a. Artikel jurnal yang ingin dikaji ditentukan batasan tertentu tentang apa yang diikutsertakan dalam perhitungan kata. Beberapa yang tidak diikutsertakan adalah nama penulis, footnote, daftar pustaka, angka tertentu, header dan footer. Semua ini dikerjakan menggunakan bantuan Ms. Word.
b. Menyalin semua isi yang sudah ditentukan ke dalam software Notepad++
c. Menggunakan fitur find and replace, pada find what di isi spasi “ “, pada replace di isi “\n”, pilih “extended” dan klik replace all. Hal ini bertujuan memisahkan kata kata yang tersedia menjadi baris.
d. Salin semua kata dari notepad += ke dalam Ms. Word kemudian menggunakan alat penghitung kata secara online yaitu voyant tool untuk mengetahui beberapa hal berikut :
Jumlah kata : 2303
Jumlah kata yang berbeda: 578
Frekuensi tertinggi, yaitu kata : 87 Jumlah kata yang muncul 1 kali (Ii) yaitu : 222
2. Menentukan Titik Transisi
Dari hasil penghitungan, titik transisinya adalah 20,577 yang dibulatkan menjadi 21. Titik transisi ini mengidentifikasi kawasan dalam distribusi kata tempat istilah indeks yang baik akan muncul. Karena titik transisinya sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan indeks (kata kunci).
3. Menentukan kata kunci
Kata | Frekuensi |
Kabupaten | 87 |
Imunisasi | 80 |
Indeks | 61 |
Kesehatan | 53 |
Kota | 49 |
Barat | 46 |
Papua | 46 |
Wilayah | 39 |
Untuk | 32 |
Balita | 26 |
Provinsi | 26 |
Kondisi | 23 |
Tahun | 23 |
Penelitian | 22 |
Titik Transisi | |
Memiliki | 20 |
Poin | 13 |
Tinggi | 13 |
Penerimaan | 12 |
Nilai | 11 |
Sorong | 11 |
Jenis | 10 |
Titik transisi (Ft) pada artikel adalah 21 sehingga letaknya berada di antara kata “penelitian” dan “memiliki”. Selanjutnya untuk menetapkan kata kunci, diambil jarak 14 baris ke atas dan 7 baris ke bawah karena istilah yang dapat digunakan sebagai indeks berkisar antara frekuensi 87 sampai dengan frekuensi 10. Jarak 14 ke atas menghasilkan kata : kabupaten, imunisasi, indeks, kesehatan, kota, barat, Papua, wilayah, untuk, balita, provinsi, kondisi, tahun, penelitian. Selanjutnya jarak 7 baris ke bawah didapatkan kata : memiliki, poin, tinggi, penerimaan, nilai, Sorong, jenis. Kemudian untuk menggunakan kata-kata tersebut sebagai kata kunci, maka perlu menghilangkan kata yang dianggap tidak penting seperti kata penghubung dan kata sandang. Maka diperoleh kata kunci sebagai berikut kabupaten, imunisasi, indeks, kesehatan, kota, Papua, balita, provinsi, kondisi, penelitian, Sorong.