By: Tri Indrawati
Pesatnya perkembangan literasi, tantangan terbesar bagi para akademisi dan masyarakat umum adalah beradaptasi dengan perubahan dalam cara kita menikmati informasi. Perubahan ini tak lepas dari kemajuan teknologi informasi yang memaksa seluruh sektor layanan informasi, termasuk perpustakaan, untuk mengikuti arus transformasi digital. Kemunculan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, notebook, dan perangkat lainnya telah merubah cara kita melakukan penelusuran informasi. Dulu, perpustakaan mungkin menjadi satu-satunya sumber utama referensi, namun sekarang, semuanya dapat diakses dengan mudah melalui genggaman tangan kita. Namun, hal ini membuka pintu bagi perubahan yang signifikan dalam dinamika perpustakaan modern.
Perpustakaan, sebagai institusi yang menyimpan, mengolah, dan mencari informasi, tidaklagi hanya terbatas pada buku, jurnal, dan referensi cetak. Perpustakaan juga telah melangkah maju dengan menyediakan akses ke berbagai bahan bacaan dalam bentuk elektronik. Ini mencakup e-book, jurnal online, dan berbagai sumber daya digital lainnya (Iswanto et al., 2021). Salah satu dampak utama dari transformasi ini adalah perubahan dalam pola perilaku masyarakat terkait literasi. Dengan mudahnya akses terhadap informasi digital, masyarakat menjadi lebih cepat dalam memperoleh pengetahuan. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan baru terkait keberagaman dan keandalan informasi yang dapat ditemukan di dunia maya.
Teknologi modern tidak hanya memengaruhi cara kita memperoleh informasi, tetapi juga secara radikal mengubah sifat masyarakat secara keseluruhan. Nilai-nilai ekonomi, politik, dan sosial yang berlaku pun tidak luput dari pengaruh ini. Begitu pula dengan perpustakaan, yang sedang mengalami proses transformasi untuk tetap relevan dalam menghadapi tuntutan masyarakat yang semakin digital (Khadijah, 2019). Dalam menghadapi perubahan ini, para akademisi dan tenaga perpustakaan dihadapkan pada tugas besar untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Keahlian dalam mengelola sumber daya informasi digital menjadi kunci untuk memastikan perpustakaan tetap menjadi pusat pengetahuan yang berdaya saing (Rodin et al., 2023).
Perubahan dunia literasi yang begitu pesat memang membawa tantangan, tetapi juga peluang baru (Ahmadi & Ibda, 2019). Dengan berbagai inovasi dan adaptasi, perpustakaan dapat tetap menjadi sarana yang relevan dan efektif dalam mendukung proses pembelajaran dan penelitian masyarakat (Fitriyanti, 2021). Maka dari itu, sebagai bagian dari masyarakat yang semakin terhubung, kita perlu bersama-sama mengambil peran aktif dalam merespon perubahan ini demi menciptakan dunia literasi yang lebih dinamis dan inklusif. Hybrid Library memiliki pengertian peralihan/perubahan sistem dan gaya desain perpustakaan dari ranah konvensional menjadi modern baik dalam sumber daya manusianya ataupun sumber daya informasi perpustakaan (Magdalena, 2019). Dalam mengimplementasikan hybrid library, perpustakaan dapat menyediakan website, ataupun aplikasi perpustakaan digital yang dapat dengan mudah diakses oleh pengguna menggunakan gawai yang dimiliki.
Eksistensi perpustakaan konvensional tetap ada, meskipun perkembangan dunia digital pada perpustakaan terus berkembang. Sebuah perpustakaan yang memberikan layanan baik secara konvensional dan digital disebut dengan hibrida perpustakaan, banyaknya koleksi menjadi sebab munculnya perpustakaan hybrid. Penggabungan ini bertujuan untuk menyediakan akses yang lebih luas dan fleksibel kepada pengguna, sambil tetap mempertahankan keaslian pengalaman perpustakaan konvensional. Perpustakaan hibrida menjaga relevansinya dengan menyediakan sumber daya daring, memungkinkan akses instan dan global tanpa batasan geografis, meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam mendapatkan informasi (Mustari, 2023).
Namun, Relevansi perpustakaan hibrida tidak hanya berfokus pada akses daring, melainkan juga menekankan pentingnya pengalaman langsung. Suasana tenang, interaksi sosial, dan bimbingan pustakawan memberikan nilai tambah yang tak tergantikan oleh pengalaman daring. Perpustakaan hibrida mencapai keseimbangan antara dunia maya dan pengalaman nyata, memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung. Selain menyatukan koleksi, perpustakaan hibrida berinovasi dalam layanan dan pengelolaan koleksi, memungkinkan pengguna mengakses sumber daya daring melalui platform perpustakaan. Acara langsung seperti diskusi buku dan pertemuan komunitas tetap menjadi bagian integral, memperkuat keterlibatan dan kolaborasi antaranggota komunitas.
Perpustakaan hibrida mencerminkan komitmen terhadap kemajuan sambil tetap memelihara nilai-nilai konvensional perpustakaan. Dengan menyatukan elemen-elemen daring dan langsung, perpustakaan hibrida mampu memenuhi ekspektasi masyarakat yang semakin digital sambil tetap menyediakan pengalaman unik yang hanya dapat ditemukan dalam perpustakaan konvensional. Dengan terus berinovasi, perpustakaan hibrida membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan literasi dan pembelajaran yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, F., & Ibda, H. (2019). Konsep dan aplikasi literasi baru di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. CV. Pilar Nusantara.
Fitriyanti, D. F. (2021). Inovasi Dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dasar Menggunakan Media Sosial Masa Pandemi. IQRA: Jurnal Perpustakaan Dan Informasi, 15(1), 76–98.
Iswanto, R., Marleni, M., & Rizkyantha, O. (2021). Dimensi Perpustakaan Studi Lingkup Keilmuan dalam Perpustakaan. LP2 IAIN Curup.
Khadijah, C. (2019). Transformasi perpustakaan untuk generasi millenial menuju revolusi industri 4.0. IQRA: Jurnal Perpustakaan Dan Informasi, 12(2), 59–78.
Magdalena, S. dkk. (2019). Implementasi Konsep Hybrid Library Pada Perpustakaan Umum dan Arsip Kota Malang. Jurnal Intra, Vol. 7(2), 8. http://publication.petra.ac.id/index.php/desain-interior/article/download/8900/8030
Mustari, M. (2023). Teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen pendidikan. Sunan Gunung Djati Publishing.
Rodin, R., Novalia, M., Rosalina, V., & Himatujaria, L. (2023). Kebijakan pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia kearsipan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Rejang Lebong. Al-Kuttab: Jurnal Kajian Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 5(2), 22–43.