Transformasi Perpustakaan Modern: Harmoni Desain Interior, Budaya, dan Inovasi untuk Pengalaman Pemustaka yang Unik

Transformasi Perpustakaan Modern: Harmoni Desain Interior, Budaya, dan Inovasi untuk Pengalaman Pemustaka yang Unik

By: Amalia Isma Firhansyah

Perpustakaan merupakan sebuah bangunan yang menyediakan informasi yang lengkap. Perpustakaan dapat dikatakan sukses dan bermanfaat apabila kunjungan ke perpustakaan tinggi yang menandakan adanya pemanfaatan perpustakaan oleh pemustaka. Dalam melaksanakan tugasnya perpustakaan selalu mengutamakan kenyamanan pemustaka. Untuk itu, perlu adanya sarana dan prasana yang dapat membuat pemustaka merasa nyaman di perpustakaan. Dikutip dari Aksary (2017) Ruang perpustakaan bukanlah hanya sekat pemisah antara ruang satu dengan ruang lainnya, penataan ruang perpustakaan perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan berbagai aspeknya (Suwarno, 2009). Seiring perkembangan zaman, perpustakaan sekarang bukanlah sebuah gudang buku seperti anggapan masayarakat, perpustakaan kini sudah berkembang dan mengikuti zaman dengan memperhatikan estetika. Desain interior perpustakaan harus dapat memanfaatkan secara maksimal fungsi setiap ruangan tanpa melupakan nilai keindahan dan estetika gedung perpustakaan. Desain perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka, maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam gedung perpustakaan.

Desain interior tentunya tidak dirancang dan dibangun dengan asal-asalan, dikutip dari Ikhsan (2020) desain interior dalam suatu ruangan dibentuk dengan memperhatikan elemen-elemen dasar desain yang bersifat asitektur agar terjadinya sebuah keharmonisan dan kenyamanan perlu menggabungkan beberapa elemen yakni, garis, bentuk, bidang, ruang, cahaya, warna, pola, dan tekstur (Wicaksono&Trisnawati, 2014). Dalam kamus besar bahasa Indonesia desain artinya kerangka bentuk atau rancangan sementara interior adalah bagian dalam gedung. Desain interior adalah sebuah kegiatan yang merencanakan, menata dan merancang ruang-runang dalam bangunan, dengan fungsi untuk memenuhi kebutuhan dsasar akan sarana berlindung serta menjadi tempat beraktivitas manusia. Menurut Brown (1991), terdapat 10 dasar perencanaan dalam mendesain interior gedung perpustakaan yang harus diperhatikan, yakni: 1) fleksibilitas, 2) luas bangunan, 3) kemudahan akses, 4) bangunan dapat diperluas, 5) dapat divariasikan, 6) terorganisir dengan baik, 7) memberi kenyamanan, 8) lingkungan, 9) kemanan, 10) ekonomis

Desain interior pada intinya adalah berkaitan dengan merencanakan, menata, dan merancang ruangan di dalam sebuah gedung atau bangunan agar terlihat lebih menarik dan tertata. Desain interior juga dapat memberi kesan atau citra baik dan dapat memengaruhi suasana hati dan psikologis manusia. Dalam merancang interior ruangan dibutuhkan ilmu konstruksi, seni, arsitektur dan kerjainan dalam pengerjaannya serta tidak terbatas untuk inovasi dan kreatifitas. Desain interior bukan hanya sekedar menata sebuah ruangan, tapi membangun suasana agar berdampak positif bagi pengunanya. Salah satu aspek kunci dari desain perpustakaan zaman sekarang atau yang disebut dengan perpustakaan modern ialah menciptakan area terbuka yang mendukung kolaborasi dan pertukaran ide.

Desain terbuka dan fleksibel menjadi pilihan popular. Seringkali perpustakaan memiliki ruang multifungsi yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, seperti ruang multifungsi yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, seperti ruang pertunjukkan, ruang pertemuan maupun studio kreatif. Fleksibilitas ini memastikan bahwa perpustakaan tetap relevan dan dapat memenuhi kebutuhan Masyarakat yang terus-menerus berubah.

Perpustakaan modern bukan hanya tempat untuk membaca dan belajar, tetapi juga pusat budaya dan sosial. Desain ruang harus mampu menciptakan suasana yang nyaman dalam berbagai kegiatan, bisa dalam bentuk sofa dan kursi memberikan tempat bagi pemustaka untuk bersantai dan membaca.

Perpustakaan juga dapat menjadi tempat sebagai pusat budaya dengan menampilkan ruang ekshibisi yang dirancang bagi para seniman lokal untuk memamerkan karya mereka. Hal ini dapat menciptakan hubungan yang baik anatara perpustakaan dan komunitas artistik setempat.

Perkembangan teknologi juga berdampak pada desain perpustakaan modern, salah satunya memfasilitasi akses ke informasi digital. Perpustakaan modern biasanya menyediakan akses Wi-Fi gratis, perangkat komputer dan platform e-book dalam memenuhi kebutuhan pengunjung yang semakin terhubung secara digital.

Desain perpustakaan telah mengalami transformasi yang signifikan. Perpustakaan bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, dengan menggabungkan inovasi, menciptakan ruang terbuka dan fleksibel , serta memanfaatkan teknologi modern, perpustakaan menjadi budaya dan sosial yang memainkan peran penting dalam mengembangkan komunitas. Tren arsitektur desain menciptakan pengalaman pemustaka yang unik dengan terus mengeksplorasi inovasi dan mengadaptasi perubahan dalam kebutuhan Masyarakat, perpustakaan dapat terus menjadi pusat inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat.

Daftar Pustaka

Aksary, M. A. (2017). Analisis Desain Interior Ruang Baca Perpustakaan Universitas Patria Artha. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

Ikhsan, Rahmatul. (2020). Analisis Desain Interior Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Studi Komparatif Pada Perpustakaan Universitas Negeri Andalas dan Universitas Putra Indonesia YPTK.                          Jurnal                 Desain                 Interior,                 5(1),                 1-10. https://iptek.its.ac.id/index.php/jdi/article/view/6606/4809 Jesslyn, A., & Wibowo, M. (2019). Terapan Konsep Fun Experience dalam Desain Interior Perpustakaan Umum di Kota Probolinggo. Intra, 7(2), 681-691.

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Wicaksono, Andie. A., Trisnawati, Endah. (2014). Teori Interior. Jakarta; Griya Kreasi.