Mendekat pada Cahaya: Sebuah Perjalanan Spiritual Menuju Keimanan yang Sederhana

Mendekat pada Cahaya: Sebuah Perjalanan Spiritual Menuju Keimanan yang Sederhana

 

Judul Buku      : Allah Tidak Cerewet Seperti Kita

Pengarang       : Emha Ainun Nadjib

Penerbit           : Noura Publishing

Tahun Terbit    : 2019

 

Islam itu mudah jangan dipersulit

Pertama, Alloh tidak mempersulit hambaNya. Alloh maha Pengasih maha Pemurah, dan rahmatNya mendahului amarahNya. Manusialah yang membuat Alloh menjadi “kejam” seolah siap menghukum hambaNya sekecil apapun kesalahannya.  Jika hambaKu dating mendekat kepadaKu dengan berjalan, Aku akan mendekat kepadanya dengan berlali, begitu dalam Hadits Qudsi yang sangat popular.

Kedua, jangan suka mengurusi ibadah orang lain. Karena kita akan menghadap Alloh membawa urusan kita masing-masing.

Tuhan bekerja keras untuk manusia

Bahwa Alloh itu punya scenario terbaik untuk kita semua dan pasti Alloh menerima semua amalan kita. Kuncinya, kita harus terus yakin dan yakin. Jika keinginan kita belum terkabul, berdoa terus dan terus jangan pernah berhenti. Begitu juga dalam melakukan amalan baik, yakinlah semuanya diterima Alloh. Kalau masih belum yakin semua amalan kita akan diterima, berarti perlu dipertanyakan keimanan kita.

Menikmati cinta Alloh

Kewajiban manusia itu berusaha, soal hasil urusan Alloh.mulai dari sekarang anda jangan menunggu ujian dari Alloh untuk semakin memperkuat diri dan iman, kalau Alloh belum menguji, ujilah diri anda sendiri. Makanya, yang asyik dengan Alloh, yang akrab dengan malaikat, akrablah dengan Alloh.

Menempuh gelombang, menjemput Cahaya

Keinginan berjuma Cahaya sejati itu bisa diibaratkan dengan keinginan memiliki anak atau menghasilkan padi. Kita tidak tau bagaimana wajah atau bentuk anak kita nanti. Kita tidak tau bagaimana hasil padi yang kita tanam, tapi kita harus berusaha mendapatkannya dengan penuh keyakinan. Buka hasil panennya yang kita nikmati, tetapi prosesnya. Kalaupun kita tidak tahu apa yang akan kita dapatkan diujung proses itu, sepanjang kita menikmati prosesnya, kita sudah mendapatkan satu titik kenikmatannya.

Menyepakati kebenaran bareng-bareng.

Kita memang harus belajar banyak mencari kebenaran. Tapi begitu kita dapat, jangan banggakan kebenaran itu.

Makruf adalah kewajiban pemerintah dan semua yang dibayar oleh negara dan rakyat untuk menjalankannya. Jadi ini bukan amar makruf nahi munkar. Kalua amar makruf itu tugasnya pemerintah. Kalua dakwah khoir itu tugasnya non pemerintah. Boleh LSM, rakyat biasa, ulama, bahkan pastur. Kalua nahi munkar itu pekerjaan Bersama, yaitu menghindari kemungkaran.

Mengasyiki pengetahuan.

Takwa itu komitmen dan loyalitas, bukan takut. Semua makhluk ciptaan Tuhan itu unik dan punya spesifikasinya masing-masing. Tidak ada satupun yang serupa. Kendati penampakan luarnya sama, pasti ada bedanya. Ini adalah Pelajaran nyata bagi kita semua tentang Alloh yang Ahad. Dia menciptakan sesuatu juga Ahad, hanya satu, tidak ada yang sama persis. Temukan ketunggalan anda kemudian cari apa yang membuat anda Bahagia. Cari apa yang membuat anda cemas atau sedih. Lalu sadari dan nikmatilah apa yang masih tertinggal, dibenahi, diatasi, dicari solusinya. Masukkan semua itu dalam daftar kesadaran dan ingatan anda. Takwa itu komitmen dan loyalitas, bukan takut. Kalau takut kepada Alloh itu aneh, karena Dia Maha Pengasih dan Penyayang. Takutlah pada kejahatan kita sendiri. Misalnya, takut berzina, takut berjudi, atau takut telat sholat. Ketakutan seperti itu bukan hanya baik, tapi wajib

Membangun ketangguhan dengan kesadaran.

Di Tingkat kesadaran mana anda berada, disitulah anda melalukan penelitian hidup terus menerus. Seluruh yang kita dengar dari Alqur’an adalah informasi dini mengenai hal-hal yang akan dating. Alqur’an diturunkan Alloh supaya anda tidak kaget dengan kenyataan-kenyataan yang akan anda jalani di masa depan. Anda tidak kagum dengan aliran-aliran perubahan ini karena anda tidak ikut dalam kesadaran mengenai aliran itu. Anda hanya menjadi konsumennya yang hanyut di aliran Sungai kesadaran. Alangkah indahnya kalua anda adalah produsen kesadaran itu. Subjek dari kesadaran itu. Anda tidak akan gampang kaget Ketika bertemu dengan berbagai macam istilah.

Sedekahlah karena cinta Indonesia.

Tolonglah Indonesia ini dengan sedekah. Bersedekahlah untuk Indonesia. Itulah nasionalisme anda. Sedekah itu bukan kewajiban. Kalua hanya menjalankan kewajiban, berarti anda rendah. Anda bersedekah karena anda cinta Indonesia. Dengan begitu derajat anda akan terangkat lebih tinggi. Anda tidak berzakat anda berdosa. Tapi kalua tidak bersedekah tidak ada vonis dosa apapun yang jatuh pada anda. Maka tingkat keikhlasan bersedekah itu mungkin saja lebih tinggi daripada berzakat. Mari kita cintai Indonesia dengan bersedekah. Bukan karena kita punya kewajiban terhadap Indonesia tapi karena kita mencintai Indonesia. Mari kita naikkan derajat nasionalisme dengan mencintai Indonesia.

Memaaafkan itu nikmat.

Jangan menyuruh orang berbuat baik, berbuat benar, tapi ciptakanlah situasi Dimana kit aitu bisa menikmati kebenaran dan kebaikan. Orang yang sukar memaafkan itu dia tidak mengerti bahwa memafaakan itu lebih nikmat daripada tidak memafaafkan. Nikmatnya memaafkan itu luarbiasa. Orang yang tidak memaafkan itu rugi. Alloh selalu memaafkan, “wahai hamba-hambaKu, datanglah kepadaKu meskipun dengan memanggul dosa setinggi gunung. Percayalah bahwa semua gunung-gunung dosamu itu tidak berarti bagi semesta alam permaafanKu yang akan menelan semua dosa-dosamu”.