Rendahnya minat baca memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa. Individu yang memiliki literasi baca yang baik cenderung lebih mudah memperoleh informasi, mengembangkan pengetahuan, dan memecahkan masalah. Sebaliknya, rendahnya literasi baca dapat menghambat perkembangan individu dan menghambat kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan literasi baca menjadi sangat penting salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang memadai dan menarik dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca dan belajar. Selain itu, kegiatan literasi yang kreatif dan inovatif juga dapat menarik minat masyarakat terutama anak-anak dan remaja untuk lebih banyak membaca.
Literasi atau kemampuan baca tulis yang merupakan kemampuan penting dalam proses perkembangan anak sekolah. Oleh karena itu kemampuan tersebut menjadi salah satu indikator perkembangan kemampuan untuk meningkatkan prestasi di sekolah. Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mengungkapkan dan mengolah huruf-huruf yang terbaca. Mengungkapkan di sini maksudnya adalah bagaimana seseorang mampu untuk menyampaikan sesuatu secara lisan yang membuat pendengarannya memahami apa yang disampaikannya. Dengan kata lain kemampuan seseorang dalam berbicara. Sementara itu, mengolah huruf-huruf maksudnya adalah kemampuan seseorang untuk mengolah huruf-huruf menjadi tulisan yang bermakna sehingga orang-orang yang membaca dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengolah huruf-huruf (penulis) tersebut. Stimulasi pencapaian kemampuan literasi mulai dari awal sejak usia prasekolah penting untuk dilakukan (Fitriyani, 2016)
Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkaan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu secara khusus Sekolah Dasar (Muchlis, 2002). Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan nasional adalah suatu produk yang dijadikan sebagai panduan pengambilan keputusan pendidikan yang legal-netral dan disesuaikan dengan lingkugan hidup pendidikan secara moderat. Fungsi kebijakan pendidikan yaitu kebijakan pendidikan dibuat untuk menjadi pedoman dalam bertindak, mengarahkan kegiatan dalam pendidikan atau organisasi atau sekolah dengan masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan pendidikan memiliki karakteristik yang khusus (Subarsono, 2013) , yakni:
a) Memiliki tujuan pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada pendidikan.
b) kebijakan pendidikan harus memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hirarki konstitusi yang berlaku di sebuah wilayah hingga dinyatakan sah dan resmi berlaku di wilayah tersebut. Sehingga, dapat dimunculkan suatu kebijakan pendidikan yang legitimat.
c) mempunyai manfaat operasional agar dapat diimplementasikan dan ini adalah sebuah keharusan untuk memperjelas pencapaian tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.
Strategi Peningkatan literasi membaca melalui pemanfaatan sarana dan prasarana, memanfaatkan pojok baca untuk merangsang peserta didik untuk lebih gemar membaca dan dapat menambah aktivitas untuk mengembangkan daya fikir mereka dengan. Guru kelas wajib mengganti buku sekali dalam tiga hari yang diambil dari perpustakaan dan para siswa melakukan aktivitas dipojok baca setiap paginya (Zurni Husna, 2020:3). Dapat disimpulkan bahwa Pembiasaan literasi ini sangat membantu siswa dalam menambah wawasan yang lebih mendalam dari buku bacaannya, adanya pojok baca dapat memberikan suasana baru dikelas pada waktu luang. Guru dapat merancang program kegiatan dan mendatangkan penerbit untuk memberikan pilihan buku yang menarik bagi siswa, sarana dan prasarana ini dapat dimanfaatkan siswa agar tidak perlu ke perpustakaan.
Strategi Pengadaan Taman Baca (hana, nabilah dkk 2023:135), proses pelaksanaan kegiatan literasi di SDN 1 Muncang, sekolah memanfaatkan Saung Baca sebagai sarana untuk menumbuhkan minat membaca peserta didik dengan memperhatikan kualitasnya sehingga dapat memberikan ruang yang nyaman bagi peserta didik saat melaksanakan kegiatan literasi. Selain itu, sekolah juga menyediakan bahan bacaan sebagai sumber untuk memperoleh wawasan dengan koleksi yang beragam serta disesuaikan dengan karakteristik peserta didik SD sehingga dapat memfasilitasi mereka untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca. Kemudian, sekolah menjadwalkan kegiatan rutin di Saung Baca sebagai bentuk pembiasaan sehingga dapat menumbuhkan budaya dan rasa cinta terhadap membaca. Adapun aktivitas literasi yang dilaksakan di Saung Baca dengan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa semua sarana prasarana yang sudah disediakan taman baca dapat membentuk budaya literasi sekolah, tumbuhnya nilai-nilai budi pekerti seperti
religius, mandiri, gemar membaca, serta meningkatkatnya prestasi peserta didik.
Strategi Penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi Penelitian penerapan literasi digital dalam pembelajaran menggunakan Google Classroom dan aplikasi seperti Quizleet dan Kahoot. Guru bisa mengunggah materi dan tugas pembelajaran di aplikasi tersebut dan dapat diakses oleh siswa sehingga siswa dapat menanggapi tugas yang telah diberikan oleh guru dalam kelas virtual tersebut dengan cepat. Penelitian ini menunjukkan ketertarikan siswa mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis online, karena dengan metode tersebut dapat mempercepat dalam memperoleh informasi untuk pembelajaran dibeberapa sumber diinternet (Miliantoro.A. P.W, 2022). Dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan teknologi informasi komunikasi dalam pembelajaran memiliki dampak positif yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, efisiensi pembelajaran, dan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Namun perlu perhatikan penggunaan teknologi informasi harus didukung dengan strategi pembelajaran yang tepat dan pemanfaatan teknologi yang
efektif.
Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas di institusi pendidikan, berikut kebijakan yang dapat diimplementasikan: (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
1. Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Yang berfungsi berupaya untuk mengembangkan kemampuan dan karakter bangsa. Kebijakan pendidikan nasional harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada pendidikan.
2. Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Ketersediaan Buku dan Sumber Daya Digital seperti perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi buku yang relevan dan menarik, serta sumber daya digital seperti e-book dan aplikasi pembaca online untuk meningkatkan akses literasi.
3. Kegiatan Rutin dan Tambahan
Membuat kegiatan literasi rutin seperti membaca bersama, diskusi buku, dan wajib kunjung perpustakaan dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca dan minat baca peserta didik.
4. Fasilitasi dan Bimbingan
Sekolah harus memfasilitasi secara optimal dengan memberikan bimbingan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan literasi peserta
didik.
5. Pengintegrasian Literasi dalam Kurikulum
Membiasakan anak-anak didik terampil membaca setiap harinya dan memasukkan literasi karakter ke dalam kurikulum dapat membantu meningkatkan keterampilan
membaca dan minat baca peserta didik.
6. Pengukuran dan Evaluasi
Mengukur kemajuan literasi melalui tes literasi dasar dan evaluasi rutin dapat membantu mengetahui tingkat keberhasilan kebijakan literasi. Contoh, peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dimaksudkan untuk mengoperasionalisasikan tujuan Nawa Cita dalam menciptakan ‘unggul’ dengan membangun budaya membaca
7. Rekomendasi Kebijakan dari PSPk
PSPK menentukan lima area kebijakan pendidikan yang dinilai penting, mendesak untuk dilakukan, dan berpotensi untuk memberi dampak nyata terhadap upaya menutup kesenjangan kualitas hasil belajar. Area-area ini antara lain:
- Akses yang berkeadilan ke sekolah yang berkualitas dan terjangkau.
- Pembelajaran berkualitas yang berkeadilan.
- Menguatkan pendidikan yang berkeadilan dan berpihak kepada anak.
- Mengatasi kesenjangan kualitas hasil belajar.
- Meningkatkan kualitas guru dan fasilitas pendidikan
Upaya untuk meningkatkan literasi baca menjadi sangat penting salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang memadai dan menarik dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca dan belajar. Selain itu, kegiatan literasi yang kreatif dan inovatif juga dapat menarik minat masyarakat terutama anak-anak dan remaja untuk lebih banyak membaca. adanya pojok baca dapat memberikan suasana baru dikelas pada waktu luang. Guru dapat merancang program kegiatan dan mendatangkan penerbit untuk memberikan pilihan buku yang menarik bagi siswa, sarana dan prasarana ini dapat dimanfaatkan siswa yang tidak perlu ke perpustakaan. Banyak strategi meningkatkan literasi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana seperti: Strategi literasi melalui pojok baca, strategi pengadaan taman baca, strategi penggunaan teknologi informasi komunikasi.
Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkaan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu secara khusus Sekolah Dasar. Kebijakan yang dapat diimplementasikan yaitu: Visi dan Misi Pendidikan Nasional, pengembangan perpustakaan sekolah, Kegiatan Rutin dan Tambahan, Fasilitasi dan Bimbingan, Pengintegrasian Literasi dalam Kurikulum, Pengukuran dan Evaluasi, Rekomendasi Kebijakan dari PSPk. (Nurul Hidayatun Nisa)
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyani, N. R. (2016). Teknik stimulasi kemampuan literasi awal anak prasekolah oleh ibu di rumah (p. 2). UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Hana Nabilah Dkk.(2023). Pemanfaatan Saung Baca Sebagai Sarana Penguatan Gerakan
Literasi Sekolahan (OLS). Jurnal Pengembangan Pendidikan Dasar.
Husna, Zurni Pemanfaatan. (2020). Pojok Baca Kelas Dalam Peningkatan Gerakan Literasi Sekolah
Miliantoro.(2022). Strategi Guru Dalam Meningkatkan Literasi Digital Pada Siswa). Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan
Muchlis. 2002. Kebijakan Publik. (Bogor: Ghalia Indonesia) PSPK. Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Rekomendasi Kebijakan untuk Pendidikan Berkualitas yang Berkeadilan
Subarsono. 2013. Analisis Kebijakan Publik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).