By: Syahna Arsyanda Nurfatikah
Perpustakaan berperan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat dengan memberikan akses ke berbagai sumber pengetahuan dan bacaan yang mendukung perkembangan intelektual dan literasi. Perpustakaan berfungsi sebagai wadah yang menghimpun dan menyediakan akses ke berbagai pengetahuan. Perpustakaan memainkan perannya dalam mendukung dan meningkatkan literasi di lingkungan masyarakat. Perpustakaan mendukung literasi dengan memastikan bahwa koleksinya bersifat inklusif dan dapat diakes oleh semua kalangan tanpa ada diskriminasi. Koleksi perpustakaan umum harus dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa membedakan agama, jenis kelamin, ras, dan perbedaan lainnya. Semua kalangan masyarakat harus dapat menjangkau informasi-informasi yang mereka butuhkan.
Perpustakaan bukan sekadar tempat untuk menyimpan buku, tetapi juga menjadi sarana yang memfasilitasi pengembangan keterampilan literasi masyarakat. Literasi mengacu pada kemampuan individu untuk membaca, menulis, dan memahami informasi. Seiring dengan perkembangannya, literasi sudah mencakup kemampuan kritis untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dengan sebaik-baiknya. Literasi adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu dengan tepat melalui kegiatan membaca, menulis, menyimak, atau berbicara (Budiharto et al., 2018).
Berdasarkan hasil yang dirilis oleh PISA atau Programme for International Student Assesment pada tahun 2022, literasi membaca di Indonesia menempati peringkat 11 terbawah dari 81 negara yang di data. Selain tingkat literasi yang rendah, minat baca masyarakat di Indonesia juga termasuk dalam kategori rendah. Melalui data yang dirilis oleh UNESCO dan Kemenkominfo disebutkan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia ada di angka 0,001 persen (Caesaria & Kasih, 2023). Berdasarkan data-data yang telah disebutkan, dapat diketahui bahwa perlu adanya usaha yang dilakukan untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Rendahnya tingkat literasi di Indonesia masih menjadi salah satu masalah serius yang memengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi negara. Dalam era informasi digital saat ini, perpustakaan telah bertransformasi menjadi pusat literasi yang beragam, mencakup literasi membaca, literasi digital, dan literasi media.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam mendukung peningkatan literasi:
- Menyediakan akses ke berbagai sumber informasi
Perpustakaan dapat menyediakan sumber-sumber informasi yang terpercaya dan terverifikasi. Sumber informasi yang berkembang dalam berbagai format menimbulkan pertanyaan terkait keaslian, kesahihan, dan kebenarannya (Arifah, 2020). Melalui pengadaan koleksi-koleksi yang tepat dan cermat, perpustakaan dapat membantu masyarakat dalam memilah, memilih, dan mengevaluasi informasi. Selain itu, dengan menyediakan sumber informasi yang sudah valid, perpustakaan mendukung pengembangan keterampilan literasi informasi masyarakat.
2. Mengadakan kegiatan literasi
Perpustakaan dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi informasi. Kegiatan literasi merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan pemahaman masyarakat terhadap informasi. Kegiatan literasi dapat menjadi sebuah promosi bagi perpustakaan terkait fungsi dan peranannya (Ismanto, 2017). Perpustakaan dapat membentuk klub buku, menyelenggarakan kompetisi menulis, serta mengadakan pameran buku.
3. Pendidikan literasi informasi
Pendidikan literasi informasi dapat dilakukan melalui pengadaan pelatihan mengenai bagaimana masyarakat dapat mencari, menggunakan, serta mengevaluasi informasi dengan tepat dan bijak. Keterampilan literasi informasi dibutuhkan oleh semua kalangan, tidak hanya dosen dan guru, namun mahasiswa, pelajar, maupun masyarakat umum juga memerlukan (Anjali & Istiqomah, 2020). Beberapa langkah yang dapat dilakukan perpustakaan dalam pendidikan literasi informasi adalah pelatihan penggunaan sitasi yang benar, pelatihan pengidentifikasian informasi, serta pelatihan dalam mengakses portal jurnal atau sumber informasi yang valid.
4. Kolaborasi dengan pihak lain
Sebagai salah satu upaya mengatasi rendahnya tingkat literasi, diperlukan kolaborasi antara perpustakaan, pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dalam proses pengembangan perpustakaan, diperlukan inovasi baru melalui kerjasama dengan perpustakaan lain atau pihak lain yang membantu perpustakaan dalam menjalankan fungsi dan perannya serta meningkatkan minat baca pemustaka (Pitri, 2021). Kolaborasi perpustakaan dengan berbagai pihak menjadi fondasi utama dalam upaya meningkatkan literasi di masyarakat.
Peran perpustakaan dalam mendorong peningkatan literasi sangat penting dalam mendukung perkembangan masyarakat. Melalui strategi dan langkah yang diimplementasikan, perpustakaan mampu menjadi agent of change yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. Dari penyediaan akses ke sumber-sumber informasi, pelatihan, dan kolaborasi menjadikan perpustakaan sebagai salah satu lembaga yang berperan aktif dalam meningkatkan minat baca dan literasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anjali, M. E. C., & Istiqomah, Z. (2020). Meningkatkan Literasi Informasi Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Melalui Pelatihan Zotero. Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 16(2), 198–210. https://doi.org/10.22146/bip.v16i2.104
Arifah, M. N. (2020). Tantangan Komunikasi Informasi dan Peluang Pustakawan dalam Menjaga Eksistensi Kegiatan Literasi Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Masa Pandemi. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 9(4), 1–10. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/37973
Budiharto, B., Triyono, T., & Suparman, S. (2018). Literasi Sekolah Sebagai Upaya Penciptaan Masyarakat Pebelajar yang Berdampak Pada Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Ilmu- Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan Kependidikan, 5(1), 153–166. https://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/article/download/888/712/
Caesaria, S. D., & Kasih, A. P. (2023, August 11). Minat Baca Masyarakat Indonesia Hanya 0,001 Persen, Dosen Unesa Beri Solusi. Kompas.Com. https://www.kompas.com/edu/read/2023/08/11/130000771/minat-baca-masyarakat- indonesia-hanya-0-001-persen-dosen-unesa-beri-solusi?page=all#:~:text=KOMPAS.com – Minat membaca buku,hanya di angka 0%2C001 persen.
Ismanto. (2017). Peran Pustakawan Dalam Literasi Informasi Bagi Pemustaka. 81–96. Retrieved from https://journal.uii.ac.id/Buletin Perpustakaan/article/view/9077/7557
Pitri, U. E. (2021). Libri cafe: Kolaborasi Kafe dan Perpustakaan Sebagai Sarana Learning Commons Dalam Upaya Meningkatkan Literasi Informasi Pemustaka (Studi Kasus Perpustakaan Universitas Syiah Kuala). Indonesian Journal of Academic Librarianship, 5(1), 9–18.